Total Pageviews

Thursday 28 May 2015

KOPI DAPAT MENGURANGI RESIKO DIABETES?

Meminum kopi telah dihubungkan dengan pengurangan resiko diabetes, dan sekarang para peneliti dari China merasa telah menemukan penyebabnya.

Tiga zat yang ditemukan dalam kopi sepertinya memblokir penumpukan racun dari sejenis protein yang dihubungkan dengan peningkatan resiko dari diabetes type 2.

"Kami menemukan tiga zat utama dalam kopi yang bisa membalik proses keracunan ini yang mungkin menjelaskan kenapa meminum kopi itu berhubungan dengan penurunan resiko dari diabetes type 2," kata peneliti Kun Huang, PhD, seorang profesor dibidang biological pharmacy di Huazhong University of Science & Technology.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa orang-orang yang meminum kopi 4 cangkir atau lebih per hari punya resiko 50% lebih kecil untuk terkena diabetes type 2.

Penelitian terbaru ini dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Kopi dan Resiko Diabetes: Koq Bisa?
Diabetes type 2 adalah jenis yang paling umum. Pada mereka yang menderita penyakit ini, tubuhnya tidak memiliki insulin yang cukup atau cell-cell mereka mengabaikan insulin. Hormon insulin yang diproduksi oleh pancreas, sangat penting untuk menggerakkan glocose ke dalam cell-cell agar menjadi energi.

Peneliti lain telah menghubungkan sejenis protein yang disebut HIAPP (human islet amyloid polypeptide) dengan peningkatan resiko dari diabetes. HIAPP itu mirip dengan protein amyloid yang terlibat dalam Alzheimer's disease, kata Huang. Saat penyimpanan HIAPP ini menumpuk, bisa mengarah pada kematian cell-cell di dalam pankreas, kata Huang.

Para peneliti dari China meneliti 3 zat utama dalam kopi dan efeknya terhadap pencegahan penumpukan racun dari protein, yaitu:
1. Kafein
2. Caffeic acid atau CA
3. Chlorogenic acid atau CGA

"Kami mengekspose HIAPP ke extract kopi, dan menemukan kafein, caffeic acid, dan chlorogenic acid, ketiganya menghambat pembentukan dari racun HIAPP amyloid dan melindungi cell-cell pankreas," kata Huang.

Ketiganya memberikan efek. Namun, caffeic acid adalah yang memberikan efek terbaik. Dan kafein yang terendah dari ketiganya.

Hasil tersebut mensugestikan bahwa kopi non-kafein juga bisa mengurangi resiko, kata Huang. "Pada kopi yang tidak mengandung kafein, pesentase dari caffeic acid dan chlorogenic acid bahkan lebih tinggi (dibanding kopi biasa), dimana level kafein berkurang drastis."

"Kami berharap bahwa kopi yang tidak mengandung kafein setidaknya punya efek yang sama atau bahkan lebih besar dibanding kopi jenis reguler," kata Huang.
Pada pasien yang sudah menderita diabetes, katanya, beberapa penelitian mensugestikan bahwa kopi non-kafein lebih baik dibanding kopi reguler.

The National Basic Research Program of China, the Natural Science Foundation of China, dan organisasi non-industry lainnya adalah penyumbang dana dari penelitian ini.

Kopi dan Resiko Diabetes : Perspective
Menjelaskan pengurangan resiko dari diabetes type 2 pada para peminum kopi adalah sebuah upaya yang berkelanjutan, menurut Vivian Fonseca, MD, president dari medicine and science untuk the American Diabetes Association. Dia adalah seorang professor dibidang medis dari Tulane University, New Orleans.
Dia mereview penemuan ini untuk WebMD. Ada banyak kemungkinan mekanisme yang menjelaskan hubungan ini, katanya. Para peneliti China, katanya, "telah mengidentifikasi salah satunya."

Namun, dia mengingatkan bahwa penelitian ini dilakukan di laboratorium. "Langkah berikutnya adalah dengan melakukan penelitian pada hewan," katanya. Kemudian pada manusia. Hasil penelitian laboratorium dan hewan tidak selalu memberikan hasil yang sama dengan penelitian pada manusia, katanya.

Joe Vinson, PhD, seorang professor dibidang kimia dari University of Scranton yang meneliti kopi juga mereview penemuan ini. "Kami tahu bahwa kopi bisa membantu mencegah diabetes type 2 dan ini mungkin hanyalah salah satu cara untuk melakukannya," katanya. "Mungkin masih ada cara lain."

Namun, konsentrasi dari zat kopi yang digunakan dalam penelitian tampaknya jauh lebih tinggi dibanding apa yang bisa di dapat oleh tubuh melalui konsumsi kopi secara umum, kata Vinson.

Kopi dan Resiko Diabetes : Penerapan
Ada banyak cara untuk mengurangi resiko diabetes, kata Fonseca.

"Berjalan 30 menit per hari, menurunkan 5% dari berat badan jika anda overweight," katanya. "Sambil melakukan itu, jika anda meminum beberapa gelas kopi itu tidak akan mencelakai anda." - See more at: http://1001-diet.blogspot.com/2012/01/mengapa-kopi-bisa-mengurangi-resiko.html#sthash.9JWlYWYT.dpuf

Thursday 9 April 2015

Inilah yang Terjadi Jika Anda Tempelkan Irisan Bawang pada Telapak Kaki Saat Anda Tidur



Dalam pengobatan China, telapak kaki memiliki jalur akses langsung ke beberapa organ pada tubuh Anda melalui apa yang dikenal dengan meridian. Meridian ini adalah jalur masing-masing organ pada tubuh. Bagi mereka yang memahami pengobatan Cina mungkin tahu bahwa sistem meridian sangat erat korelasinya dengan sistem saraf.

Pada gambar di bawah ini anda dapat melihat organ dan sistem dalam tubuh dan titik koneksi meridian di kaki.

Telapak kaki memiliki banyak ujung saraf yang berbeda, ada sekitar 7.000 ujung syaraf  yang secara langsung menghubungkan ke berbagai organ pada tubuh. Ujung-ujung syaraf tersebut adalah sirkuit listrik yang sangat kuat dalam tubuh dan sering aktif jika sering menerima sentuhan. Tak heran jika  para ahli pengobatan China merekomendasikan berjalan dengan bertelanjang kaki. Maksudnya agar ujung-ujung syaraf di telapak kaki dapat langsung menerima banyak rangsangan dari apa yang diinjak serta agar bersentuhan langsung dengan tanah yang mengandung ion negatif bumi.

Salah satu cara paling mudah untuk membuka jalur-jalur listrik (meridian) dan untuk membantu memurnikan organ internal pada tubuh adalah dengan cara memotong bawang merah atau bawang putih dan menempelkannya pada telapak kaki. Tempelkan irisan bawang tersebut di telapak selama anda tidur. Untuk lebih mudah dan agar irisan bawang tidak terlepas ketika anda tertidur, tempelkan irisan bawang pada telapak kaki dan pakailah kaus kaki.

Berikut ini beberapa manfaat menempelkan potongan bawang pada telapak kaki disaat tidur:

  • Membersihkan darah: Saat anda tidur, asam fosfat dari bawang diserap melalui trans-dermal pada telapak kaki dan masuk ke pembuluh. Asam fosfat mampu memurnikan dan menyerap racun dalam darah. 
  • Membunuh bakteri, kuman dan patogen: Bawang, baik itu bawang putih maupun bawang merah memiliki manfaat anti-bakteri dan anti-virus yang kuat! Ketika anda tidur, kandungan bawang akan menghisap bakteri berbahaya dan racun akan keluar dari tubuh melalui telapak kaki.
  • Memurnikan udara: Udara di kamar atau ruangan tempat anda tidur akan menjadi bersih. 
    Di Inggris, kebiasaan menyimpan potongan-potongan bawang dan menaruhnya di pojok-pojok ruangan sering dilakukan.  Hal ini bertujuan untuk membersihkan udara dari virus yang bisa menyebabkan berbagai penyakit termasuk flu.
Cara alami ini sangat mudah dan layak anda coba. Hanya dengan menggunakan bawang yang begitu mudah didapat, anda akan mendapatkan berbagai manfaat kesehatan. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.[*]

info by erteerwe.com

Tuesday 7 April 2015

BATU AKIK SUNGKAI DAN LIMAU MANIS

BATU AKIK
1.  BATU SUNGKAI
Batu Sungkai adalah salah satu jenis batu akik yang berasal dari daerah Jambi, batu ini merupakan sejenis fosil kayu yang talah mengeras atau mengkristal dan menjadi batu, proses kristalisasi batu ini memakan waktu yang cukup lama.  Diperkiranakan mencapai jutaan tahun.
Batu ini memiliki pola atau motif yang sangat indah, dan setiap batu memiliki motif yang berbeda beda. 


2.  BATU LIMAU MANIS
Batu limau merupakan jenis batu akik Chalcedony dan memiliki banyak variasi warna mulai dari warna kuning keemasan, merah, warna cempaka dan masih banyak lagi varian warna yang cukup menarik. Batu akik ini tergolong batuan keras dengan tingkat kekerasan 6.5-7 skala mohs.
Jenis batu kalcedony banyak ditemukan di pulau Jawa, baturaja atau daerah lain di Indonesia dengan nama yang berbeda, termasuk dintaranya batu cempaka, batu limau madu manis, limau madu kristal batu anggur dan sebagai sesuai dengan tampilan warna seperti pada nama madu batu limau merah dengan ciri khas warna kemerahan.
batu-limau-maduSalah satu dari ciri umum jenis batu ini warnanya yang beragam dengan tingkat kecerahan yang juga bervariasi dan mengkristal. Dipulau jawa batu ini banyak di temukan di daerah Pacitan dengan warna yang juga beragam sehingga penamaan juga bermacam-macam seperti diataranya King kladen, Baron red, siwalan (kolang kaling) karena warna yang mirip dengan buah siwalan putih bening.


Untuk jenis batu limau madu sendiri memiliki warna yang cukup cantik sehingga sering menjadi buruan banyak orang terutama dikalangan penghobi. Diberbagai negara jenis batu asal Indonesia ini sudah tidak asing lagi bahkan termasuk jenis batu paling dicari dengan harga tinggi

gambar batu sungkai dan limau manis


Batu Limau manis yang di sinari :

BAGI PARA KOLEKTOR BATU AKIK YANG BERMINAT DENGAN BATU2 DI ATAS SILAKAN HUB SAYA DI :
BBM : 535D8645 atau WA : 0878-888-48-235
Untuk wilayah JABODE bisa COD tapi buat janji terlebih dahulu.

Monday 23 February 2015

INSHA ALLAH ATAU INSYA ALLAH ???

Banyak dari teman-teman saya yang membroadcast mengenai penulisan Insya Allah yang di anggap salah dan di koreksi menjadi In Shaa Allah.  Saya bukan seorang ahli bahasa arab namun sebelum saya mengikuti anjuran untuk mengubah penulisan Insya Allah menjadi In sha Allah ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya.

Berikut adalah penulisan InsyaAllah dalam huruf dan bahasa arab.
إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya : Jika Allah menghendaki” 

Dan berikut adalah penjelasan mengenai kalimat insyaAllah yang saya kutip dari www.konsultasisyariah.com yang di jelaskan oleh ustadz Ammi Nur Baits

Ada 3 kata dalam kalimat ini,
a. Kata [إِنْ], artinya jika. Dalam bahasa arab disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)
b. Kata [شَاءَ], artinya menghendaki. Dia fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.
c. Kata [اللَّهُ], sebagai subjek dari fiil syart.
Memahami susunan di atas, berarti kalimat [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] adalah kalimat syarat, yang di sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat.
Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah menghendaki maka saya akan berangkat ke jogja.’
Kalimat ’maka saya akan berangkat ke jogja’ merupakan jawab syarat tersebut.

Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?

Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Dan karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.
Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi tulisan [إِنْ شَاءَ اللَّهُ] yang tepat, ini kembali kepada aturan baku masalah infiltrasi kata dan bahasa.
Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada selera penulisnya.
Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan, transliterasi teks arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi teks arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan benar.
Dengan demikian, sebenarnya transliterari tidak bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana. Semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.
Tulisan arabnya
[إِنْ شَاءَ اللَّهُ],
Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.
Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.
Sementara saya sendiri berpendapat bahwa penulisan latin bacaan InsyaAllah lebih bergantung bagaimana kita melafadzkan tulisan latin tersebut, karena yang saya pelajari huruf arab ش di baca dengan lafadz Syin dalam ejaan Indonesia, dalam ejaan Indonesia ada huruf sin dan syin, sementara untuk sh mengacu pada huruf shod.  Jadi apabila kita menuliskan InshaAllah maka kita akan melafadzkannya dengan sha seperti melafadzkan shod bukan lafadz syin atau sya, lalu apakah jika penulisan ini mempengaruhi kita membaca atau melafadzkannya maka arti dari kalimat tersebut tetap sama.  Karena penulisan yang benar adalah dengan huruf syin dalam lafadz Indonesia bukan huruf shin, karena tidak ada lafadz shin dalam ejaan kita.


Jadi menurut saya penulisan InsyaAllah sangat bergantung pada bagaimana kita membaca dan melafadzkan tulisan itu, karena itulah yang akan menentukan arti yang sebenarnya bukan dari tulisan latinnya.