Total Pageviews

Thursday, 18 July 2024

KESURUPAN MASSAL

 Pak Abdur, guru agama, segera berlari menuju kelas yang sedang heboh. Rupanya, ada tujuh anak perempuan yang kesurupan. Ada yang nyinden, menari, tertawa-tawa, dan menangis. Sementara itu, siswa laki-laki berusaha menjaga mereka agar tidak kemana-mana.

"Ada apa ini?" tanya Pak Abdur kepada seorang siswa yang terlihat kebingungan melihat teman-temannya dalam kondisi seperti itu. Tidak lama kemudian, kepala sekolah sudah hadir di situ, tertarik oleh kehebohan yang terjadi di kelas tersebut.

"Apa yang terjadi, Pak?" tanya kepala sekolah kepada Pak Abdur.

"Anak-anak kerasukan, Pak," jawab Pak Abdur.

"Joni, coba kamu panggil Pak Ustaz sekitar sini yang bisa membantu," kata Pak Abdur kepada salah seorang siswa yang kebetulan tinggal di sekitar sekolah dan tahu orang-orang di lingkungannya.

"Lho, kenapa panggil Ustaz, Pak?" tanya kepala sekolah. "Ini paling tren sekarang, harusnya kita panggil psikiater untuk membantu mereka. Kita ini kan orang-orang terpelajar yang mampu berpikir logis, bukan mistis," lanjut kepala sekolah. Pak Abdur hanya diam sambil membantu siswa-siswa untuk menenangkan murid-murid yang kesurupan.

"Joni, coba kamu ke Bu Rieka, suruh hubungi Bu Maya, psikiater kenalannya. Mungkin bisa bantu kita di sini," kata kepala sekolah kepada Joni.

"Iya, Pak," jawab Joni cepat dan bergegas ke ruang guru. Tidak lama kemudian, Joni datang bersama Bu Rieke dan menghampiri kepala sekolah.

"Maaf, Pak, kata Bu Maya dia bisa membantu, tapi tarifnya per orang lima ratus ribu rupiah. Bagaimana, Pak?" tanya Bu Rieke menunggu persetujuan kepala sekolah.

"Lho, ini kan darurat... siapa yang mau bayar... wah," kepala sekolah bingung.

"Bagaimana ini, Pak?" tanya Pak Abdur lagi. "Kasihan mereka kalau kelamaan menunggu," lanjut Pak Abdur.

"Ya, terserah bapak saja," jawab kepala sekolah.

"Ya sudah, Jon, kamu tolong panggil Pak Ustaz untuk membantu," kata Pak Abdur cepat. Dan dengan sigap Joni melesat memanggil Pak Ustaz yang bisa membantu murid-murid yang kesurupan.

Pak Ustaz dan Joni datang, dan dengan sigap Pak Ustaz membantu menyembuhkan murid-murid yang kesurupan, dibantu Pak Abdur dan murid-murid yang sadar. Sementara kepala sekolah dan Bu Rieke hanya memperhatikan. Setelah semuanya selesai, seluruh siswa yang kesurupan sudah sadar semua. Pak Ustaz pun pamit. Pak Abdur mengucapkan terima kasih sambil menyelipkan amplop berisi uang lima puluh ribu rupiah.