Di
Indonesia, politik identitas seringkali dimanfaatkan oleh para elit politik
untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan dari kelompok masyarakat tertentu.
Politik identitas dapat didefinisikan sebagai praktik politik yang memanfaatkan
perbedaan sosial dan budaya dalam masyarakat sebagai alat untuk memperoleh
dukungan politik.
Salah
satu taktik yang seringkali digunakan dalam politik identitas adalah
memanipulasi psikologis sosial mayoritas dengan mengembangkan rasa takut dan
kebencian terhadap kelompok minoritas. Politisi seringkali menggunakan isu-isu
yang sensitif, seperti agama, suku, dan budaya untuk menarik dukungan dari
kelompok mayoritas dan memperlihatkan bahwa kelompok minoritas adalah ancaman
terhadap identitas dan kebudayaan mereka.
Manipulasi
politik identitas dapat memicu polarisasi dan konflik dalam masyarakat.
Kelompok minoritas seringkali menjadi sasaran diskriminasi dan kekerasan
sebagai dampak dari politik identitas yang dipicu oleh para elit politik. Oleh
karena itu, masyarakat harus mampu memahami cara menghindari manipulasi politik
identitas agar tidak mudah dimanfaatkan oleh para elit politik.
Pertama-tama,
masyarakat harus mampu memilah informasi dan mengembangkan sikap kritis dalam
menilai isu-isu politik. Mereka harus mampu membedakan antara fakta dan opini,
serta tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang tidak benar atau
berita-berita yang disebarkan oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki
kepentingan politik tertentu.
Kedua,
masyarakat harus memahami bahwa perbedaan dalam masyarakat adalah sebuah
kekayaan dan bukanlah sebuah ancaman. Setiap individu dan kelompok memiliki hak
yang sama dalam menjalankan kehidupannya, dan masyarakat harus mampu menghargai
perbedaan tersebut. Masyarakat juga harus mampu membangun dialog dan kerja sama
yang konstruktif antar kelompok dalam masyarakat, dan tidak terlibat dalam praktik
diskriminasi atau kekerasan terhadap kelompok minoritas.
Ketiga,
para elit politik harus bertanggung jawab dalam menjalankan politik identitas.
Mereka harus memahami bahwa politik seharusnya menjadi alat untuk
memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan alat untuk memecah belah dan
menghancurkan persatuan masyarakat. Para elit politik harus mampu menjalankan
politik yang terbuka, transparan, dan akuntabel, serta tidak terlibat dalam
praktik korupsi atau manipulasi politik identitas.
Terakhir,
masyarakat dan para elit politik harus saling berkomunikasi dan bekerja sama
untuk mengatasi permasalahan dalam masyarakat. Mereka harus mampu membangun
kepercayaan dan saling menghormati satu sama lain, serta memperjuangkan
kepentingan bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama.