Total Pageviews

Monday 6 October 2014

SELAMAT IDHUL ADHA 1435 H........


Selamat Idhul Adha bagi segenap muslimin di seluruh dunia...

Kembali kita umat muslim merayakan Idhul Adha yang merupakan salah satu hari besar yang di rayakan oleh muslim di seluruh dunia.  Banyak sekali hikmat yang dapat kita petik dari hari raya yang biasa juga di sebut Hari Raya Qurban ini...

Seperti yang kita semua tahu, hari raya qurban ini mengambil momen saat peristiwa penyembelihan Nabi Ismail as oleh Nabi Ibrahim as. Untuk umat kristiani ada perbedaan mengenai siapa yang di kurbankan, tapi saya tidak akan membahas masalah ini.  Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang begitu mulia dan sangat di sayangi Allah SWT, bahkan beliau mendapat julukan bapaknya para Nabi.  Namun di usia yang sudah tua beliau belum juga di karuniai anak.  Begitu inginnya memiliki keturunan maka beliau selalu berdoa untuk di karuniai seorang anak.

Hingga akhirnya beliaupun dapat memiliki anak di usia yang sudah lanjut, dan di beri nama Ismail .  Bisa di bayangkan dong gimana senang dan bahagiannya orang yang bertahun-tahun ingin memiliki anak dan akhirnya dapat punya anak meskipun di usia yang sudah lanjut.  Dan anak yang di berikan Allah SWT inipun begitu baik akhlaknya dan perilakunya sehingga beliau menjadi begitu sayang pada Ismail as.  Nah di saat kebahagian dana kasih sayang yang begitu besar pada anaknya justru di saat itulah Allah menguji beliau Ibrahim as dan Ismail as.  Seberapa besar ketaatan dan ke ikhlasan mereka dalam beribadah dan mengabdi pada sang Khalik.  Mereka di uji dengan pengorbanan yang begitu besar atas kecintaan pada Rabb nya..dan itulah yang menjadi dasar dan latar belakang dari hari raya Qurban ini...

Pengorbanan ayah dan anak yang mempunyai ketakwaan yang tinggi terhadap Tuhannya, yang ikhlas dalam menjalani kehidupan yang semata mata hanya untuk Allah semata..jiwa pengorbanan inilah yang di jadikan sebagai bahan pembelajaran bagi umat manusia untuk dapat menjadi orang yang lebih bertakwa pada Allah SWT.  Kerelaan berkorban demi ketakwaan pada Allah semata karena pada dasarnya hidup ini hanyalah untuk kembali pada Nya...

Dengan di gantinya sembelihan dari Ismail ke binatang ternak dan di bagikan kepada mereka yang berhak juga mengajarkan keteladanan dalam kehidupan bermasyarakat, bahwa kita di perintahkan untuk mengorbankan harta dan kesenangan kita demi kemaslahatan orang banyak.  Bahwa hidup kita dengan masyarakat sekitar harus dapat saling berbagi dan saling memberi.

Tapi saat ini rupanya hari raya Qurban lebih banyak hanyalah sebuah seremonial biasa yang tidak terimplementasikan dalam kehidupan kita sehari har.  Berkorban tentunya adalah saat kita harus memberikan sesuatu yang kita sayangi dan kita senangi untuk di berikan atau di bagai dengan pihak lain...pengorbanan itu akan sangat berat untuk kita lepaskan, itulah sebabnya di sebut sebagai sebuah pengorbanan.. .Kalau para pahlawan dahulu rela mengorbankan jiwa raga dan hartanya demi untuk kemerdekaan bangsa, itu merupakan salah satu bentuk pengorbanan yang paling nyata dalam perspektif kehidupan...Lalu bagaimana dengan kita.  Apakah kita sudah mempunyai jiwa dari pengorbanan itu sendiri...

Di zaman ini justru banyak orang yang rela mengorbankan orang lain demi untuk mencapai tujuannya.  Mengabaikan hak-hak orang banyak demi untuk kepentingannya sendiri dan golongannya.  Di saat pengorbanan yang diharapkan tumbuh dalam jiwa kita sebagai insan Allah, justru kini yang ada orang-orang yang rela mengorbankan hak orang lain, baik itu hak hidup hak untuk tinggal dan lain sebagainya demi kepentingan dan kebenaran yang kita anut...seringkali kita mendengan orang selalu bicara bahwa kebenaran yang haq itu hanya milik Allah, tetapi kita juga sering menganiaya orang lain karena tidak mengakui dan berbeda atas kebenaran yang kita anut.

Padahal seharusnya ketika seseorang merasa bahwa dia paling benar maka akan saling berlomba lomba untuk menunjukkan kebenaran itu dengan memberikan ketauladanan dalam kehidupannya sehingga setiap orang berusaha untuk menunjukkan kebenaran yang mereka anut dengan cara yang benar dan dengan hidup benar..Tetapi manusia seringkali justru terperangkap dalam menyalahkan dan menghakimi orang lain dari ketidak benaran yang mereka anut, sehingga yang terjadi adalah konflik dan benturan benturan dalam masyarakat.  Sementara kebaikan dan kebenaran itu sendiri tidak tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku.

Berkorban adalah saat kita menyadari bahwa hidup kita hanyalah semata mata milik Allah dan hanya kepadanya kita akan kembali, dan bahwa harta yang kita miliki adalah titipan Allah yang harus kita belanjakan di jalannya sesuai dengan yang di perintahkan.  Bahwa jabatan dan kedudukan yang kita miliki hanyalah sebuah amanah yang harus kita jalankan dan akan kita pertanggunng jawabkan di hadapan Allah.

Saya jadi ingat pernah berdiskusi dengan teman mengenai kekuasaan, dia berpendapat bahwa untuk bisa merubah negara ini kita harus bisa berkuasa terlebih dahulu.  Oleh sebab itulah maka kita harus menggunakan segala cara untuk dapat berkuasa.  Oleh sebab itu untuk mencapai kekuasaan itu di lakukan cara-cara yang dia tahu itu tidak baik.  Terus terang saya agak kecewa, bagaimana mungkin untuk mencapai suatu tujuan yang baik di gunakan cara-cara yang tidak baik...bingung, dan dari mana mereka mencontoh ini...

Saya bukan orang yang baik dan hidupnya selalu baik, tapi saya orang yang percaya bahwa kebaikan itu hanya bisa terwujud jika di lakukan dengan cara-cara yang baik.  Oleh sebab itu saya berpendapat bahwa ketika seseorang mengatakan ingin memperjuangkan kebaikan maka dia akan mencontohkan kebaikan itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari dalam berbagai bidang.  Omong kosong ketika seseorang bicara tentang kebaikan dan akan memperjuangkan kebaikan jika cara-cara yang di lakukan bukannlah cara yang baik...okelah mengenai mana yang baik mungkin setiap orang punya pendapat sendiri mana yang baik. Tapi setiap lini kehidupan kita sudah di contohkan baik dalam kehidupan Rasulullah SAW maupun Nabi – nabi dan kaum terdahulu...setiap tindakan kita baik dalam masyarakat mayoritas maupun minoritas ada contohnya dan bisa di lihat mana yang mencerminkan kebaikan kebaikan dan mana yang bukan.... seringkali masyarakat yang bertindak justru berbeda dengan apa yang mereka suarakan.

Kurban adalah saat kita harus merelakan sesuatu yang berat untuk kita lepaskan demi Allah semata.  Dan inilah yang coba di tumbuhkan dalam diri kita dengan Idhul Adha ini, sesuatu yang kita keluarkan tapi tidak berarti apa-apa dan tidak merasa berat untuk mengeluarkannya menurut saya itu bukanlah hikmah dari kurban.  

Kisah nabi yunus juga memberikan contoh pada kita bahwa dalam mengibarkan asma Allah dan menyampaikan kebenaranpun kita harus ikhlas..berbuat baik dan memberikan contoh kebaikan tidak harus di balas manusia dengan kebaikan tapi semata-mata karena Allah sehingga apapun hasilnya tidak membuat kita putus asa dan hilang kesabaran sehingga kita jadi frustasi dan menggunakan cara-cara yang tidak baik, sehingga akhrinya kita terjerumus dalam perbuatan yang tidak baik padahal kita memperjuagkan kebaikan...sungguh paradoks nantinya hidup kita.

Semoga dengan Idhul Adha ini akan menghadirkan masyarakat yang rela berkurban untuk kemaslahatan ummat dan bukan orang-orang yang rela mengorbankan kepentingan orang lain demi mencapai tujuannya sendiri dan kelompoknya.  Semoga ketakwaan kita selalu meningkat dan di jadikan orang-orang yang bertawakal dan dapat menegakkan Asma Allah dengan perbuatan dan Ahklak yang fadillah dan karomah..

Tulisan ini hanyalah sebagai pengingat untuk penulis sebagai orang yang mencoba untuk hidup baik dan lebih baik lagi, dan semoga penulis tidak pernah lelah untuk terus mencoba menjadi lebih baik lagi..dan untuk istriku semoga tidak pernah lelah untuk mengingatkan tentang kebaikan...Amiiin...semoga bermanfaat....

No comments:

Post a Comment