Total Pageviews

Thursday 2 October 2014

REFORMASI dalam catatan saya....

REFORMASI adalah sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di negeri ini. Saat ini setiap peristiwa politik selalu di kaitkan dengan reformasi, dan banyak juga tokoh-tokoh reformasi yang sekarang menjadi politikus dan pejabat publik maupun sekedar publik figur. Baik itu pengusaha, tokoh seni, intelektual dan sebagainya.

Namun apa sesungguhnya yang melatar belakangi terjadinya reformasi dan bagaimana reformasi itu bisa bergulir. Tentunya banyak sekali sudut pandang dan alasan, tergantung dari sudut pandang dan latar belakang orang itu sendiri. Karena banyak hal yang melatar belakangi peristiwa reformasi tersebut. Sudut pandang mahasiswa saat itu, politikus muda maupun tentara tentu berbeda-beda. Karean ada keterlibatan semua unsur dan kepentingan yang berbeda pula.

Saya hanya ingin menceritakan bagaimana reformasi bergulir dari sudut pandang saya sebagai masyarakat biasa atau awam, dan apa yang di harapkan dari terformasi itu sendiri. Saya coba mendekripsikan kejadian-kejaidan berdasarkan ingatan saya dan apa yang saya tangkap saat itu.
Reformasi tidak bisa lepas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, yang paling saya ingat saat itu adalah nilai tukar rupiah terhadap US dolar yang merosot drastis. Sedangkan saat itu ekonomi Indonesisa sangat bergantung pada hutang luar negeri, baik itu di sektor swasta maupun pemerintah yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kolaps. Sementara pemerintah sendiri upaya yang di lakukannya adalah menaikkan harga BBM. Hal inilah yang banyak mendapat penentangan dari masyarakat yang di lakukan oleh para mahasiswa dengan menggelar demo. Karena kondisi saat itu di mana harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi, banyak terjadi pemecatan karena banyak perusahaan yang gulung tikar atau mengurangi pegawai.

Inilah awal mula gerakan demo mahasiswa yang saat itu hanya boleh di lakukan di dalam kampus, tidak boleh ada demo di jalan atau keluar dari kampus. Sehingga dalam ingatan saya di sekitar UI sudah banyak tentara yang berjaga-jaga supaya demo mahasiswa tidak keluar kampus. Hampir di seiap kampus di Jakarta menggelar demo untuk menolak kenaikan harga BBM dan menolak Soeharto kembali terpilih sebagai presiden RI. Karena saat itu habis pemilu dan pelantikan presiden baru yang terpilih melalui MPR.

Sampai di sini saya jadi ingat pemilu 1997 di mana saya masih menjadi kader salah satu partai Islam saat itu dan cukup aktif dalam kegiatan partai baik kampanye dan kegiatan lainnya di DPC hehehe..sebenarnya bagi masyarakat yang melek politik saat itu tentu paham dengan kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif Sehingga bisa melihat bagaimana penyelenggaraan pemilu saat ini sudah jauh lebih baik, transparan dan bisa merepresentasikan suara masyarakat. Dan banyak fasilitas yang bisa di gunakan untuk membuktikan kecurangan pemilu, sementara saat itu walaupun kita sudah punya bukti dan bisa di pertanggungjawabkan tapi malah di tolak oleh petinggi partai yang justru menerima begitu saja hasil pemilu dan kembali memilih Soeharto. Sungguh ironi memang..tapi itulah yang terjadi. Dengan kekecewaan yang besar akhirnya saya dan kawan-kawan berhenti dan tidak berpolitik lagi. Tapi kami tetap memperhatikan perkembangan politik di Indonesia.

Kita kembali lagi ke demo mahasiswa yang semakin masif menuntut pemerintah untuk menurunkan harga, membubarkan parlemen dan membuat pemilu ulang dan menurunkan Soeharto sebagai preseiden RI saat itu. Karena merasa suara mereka tidak di dengar maka mulailah muncul keinginan untuk demo keluar dari kampus, dan tragedi trisakti adalah momen di mana saat itu mahasiswa mulai bergerak keluar kampus dalam aksi demonya dan di hadang dengan tembangan dan perlakuan yang keras dari aparat keamanan.

Peristiwa inilah yang menimbulkan kemarahan masyarakat terhadap aparat dan pemerintah sehingga menimbulkan kerusuhan di Jakarta. Peristiwa kerusuhan itu sendiri di tenggarai di dompleng dan di gerakkan oleh kelompok tertentu. Dalam hal ini sudah ada badan atau komisi yang menyelidiki hal tersebut. Namun pada saat itu memang masyarakat sedang marah sehingga mudah di provokasi untuk melakukan tindak kekerasan dan melawan hukum.

Kembali kepada gerakan mahasiswa dan aktivis lainnya yang terus melakukan demo menuntut Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden RI. Gerakan mahasiswa yang di dukung oleh masyarakat ini semakin masif dan terus di hadang oleh aparat keamanan dengan keras sehingga muncullah peristiwa-peristiwa kekerasan seperti tragedi semanggi. Untuk itulah akhirnya di rencanakannlah demonstrasi besar-besaran yang di harapkan bukan hanya di ikuti oleh mahasiswa tapi juga oleh masyarakat yang di pusatkan di MONAS. Dan rencananya demo tersebut akan di hadiri oleh tokoh-tokoh nasional sebagai bentuk dukungan mereka, sebut saja Amien Rais, Adnan Buyung Nasution dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu..hehehe...

Tapi rencana tersebut berbelok arah pada saat pelaksanaanya, dalam perjalanan menuju Monas kami di hadang aparat keamanan yang meminta kami untuk merubah tujuan menuju kompleks DPR/MPR senayan. Setelah sedikit diskusi akhirnya gerakan mahasiswa dan non mahasiswa pun bergerak ke senayan..sorry saya katakan non mahasiswa karena sebenarnya banyak juga yang bukan mahasiswa ikut baik dalam rombongan mahasiswa maupun dalam rombongan sendiri atas nama organisasi atau apalah... Isu yang berkembang saat itu bahwa di Monas sudah di siapkan sniper dan pasukan untuk membubarkan demo, kalau istilah yang kita pakai saat itu tragedi Tiananmen akan terjadi di monas kalau kita tetap berkumpul di sana. Cari tahu sendiri ya apa itu tragedi tiananment...


Dan akhirnya para pendemo pun berhasil menguasai gedung parlemen tersebut dan singkat cerita Soeharto pun menyatakan mundur sebagai presiden RI dan di gantikan oleh BJ. Habibie yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden....

Itulah sekilas tentang peristiwa reformasi dalam pandangan saya...agak global karena saya bukan pengingat yang baik...dan saya tidak menggunakan referensi dari manapun supaya lebih original ceritanya...dalam perspektif saya sendiri... Lalu apa yang di harapkan setelah bergulirnya reformasi, itulah yang jadi pertanyaannya sekarang, yang pasti jawaban setiap orang tentu sama jawaban normatif, ingin kehidupan yang lebih baik, masyarakat yang lebih sejahtera dan kesamaan dalam kesempatan di setiap bidang dan lain-lain. Dan bagaimana bisa mencapai itu semua? Tentunya dengan aturan-aturan dan pelaksanaan pemerintahan yang baik dan pro rakyat sajalah semua keinginan tersebut dapat terwujud...

Kita memilih sendiri kepala daerah dan presiden dengan harapan munculnya pemimpin yang lebih peduli terhadap kepentingan rakyat..karena dengan di pilih langsung oleh rakyat maka di harapkan kepala daerah atau presiden mempunyai kedudukan dan bargaining yang sama dengan parlemen...memang tidak mudah untuk bisa mencapai hal tersebut, butuh proses dan sangat panjang. Dan sekarang sudah mulai menunjukkan hasil dengan muncullnya pemimpin2 seperti Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Joko Widodo dan yang lainnya... Padahal mereka bukan elit partai dan hal itu sulit terjadi jika bukan karena adanya pemilihan langsung oleh rakyat.

Di Indonesia sejarah sering berulang, seperti peristiwa tritura tahun 1966 yang melahirkan generasi baru dalam politik indonesia, namun setelah mereka mendapat kekuatan dan kekuasaan politik ternyata berperilaku sama dengan yang mereka turunkan.. Dan sekarang pun demikian .. Para pengusung reformasi sebagian telah menjadi tokoh politik dan seperti yang kita lihat banyak dari mereka yang berperilaku sama dengan politikus masa lalu yang mereka hujat dan jatuhkan. Sungguh ironi memang...hehehe..tapi itulah kenyataanya...apakah kita akan terus berputar-putar dalam sejarah yang sama tapi dengan bungkus yang berbeda? Istilahnya lagu lama kaset baru :D ataukan kita akan move on untuk terus memperbaiki bangsa ini dan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang besar/kitalah yang akan menentukannya........

Oya satu lagi...masih banyak orang bilang enakkan Soeharto yang jadi presiden reformasi malah bikin susah...saya cuma mau bilang kalau Soeharto pun sekarang presidennya kita akan tetap mengalami massa seperti ini di mana harga2 akan terus naik...subsidi akan di kurangi dan Hutang akan terus naik..sementara kita tidak bisa bicara bebas....dan korupsi klo sekarang korupsi berjamaah..sebenernya dulu juga sama hanya tidak di ekspos dan siapa juga yang berani...pengalaman saya sendiri jaman itu bagaimana aparat pemerintah seperti RT dan RW menekan kita karena aktif dalam gerakan yang di anggap melawan pemerintah...di ancam dan sebagainya...itulah yang akan kita alami jika reformasi tidak ada...kondisi ekonomi yang sama namun berbeda dalam kondisi politik...
MASYARAKAT YANG TIDAK BELAJAR SEJARAH AKAN MENGULANGI KESALAHAN YANG SAMA
SERINGKALI KITA BERTINGKAHLAKU SAMA SEPERTI ORANG YANG KITA BENCI TANPA KITA SADARI

No comments:

Post a Comment