Total Pageviews

Monday 10 November 2014

KONDISI MANUSIA

Dalam sebuah percakapan via media sosial antara saya dengan teman terjadi sedikit ketegangan, awalnya saya hanya coba untuk mengingatkan untuk tidak menilai sesuatu atau seseorang dengan rasa benci.  Karena seringkali rasa benci membutakan mata hati kita, sehingga kita bertindak dan menilai seseorang kurang obyektif.  Tapi rupanya teman tersebut justru mengingatkan saya tentang siapa saya....hehe

Memang saya mempunyai background yang kurang baik, sehingga setiap orang yang mengenal saya seringkali mencibir ketika saya bicara tentang kebaikan Itulah kenapa saya membuat tulisan-tulisan di blog dan di tempat lain juga untuk mengingatkan diri saya sendiri, kadang kita tahu tentang kebaikan tetapi tidak melakukannya tapi justru berbuat sebaliknya.  Sebagai manusia saya ingin melakukan metamorfosis diri saya ke arah yang lebih baik.  Namun sebagai manusia saya juga tidak bisa lepas dari kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri saya.

Saya memahami kondisi manusia pada dasarnya terbagi dalam tiga kondisi, yaitu :
Keadaan Manusiawi, setiap Manusia di lahirkan dalam keadaan atau kondisi yang sama dimana setiap sifat-sifat dasar manusia telah tertanam dan akan muncul di saat-saat terntentu.  Dalam kondisi ini manusia cenderung hanya mengikuti sifat alamiahnya tanpa mempertimbangkan hal-hal lain.  Ada sebagian yang bilang “ikuti kata hati aja”. Tapi kalau kita hanya berpatokan pada kata hati maka seringkali justru kita terjebak dalam perbuatan yang sesuka hati.  Yang seringkali perbuatan itu merugikan dan merampas hak orang lain.  Pada kondisi ini manusia cenderung mengikuti nafsunya.

Yang kedua adalah Manusia Berakal, kondisi di mana Manusia mulai menggunakan akal pikirannya, sehingga muncullah ilmu pengetahuan.  Manusia mulai mencoba mengontrol nafsu dan sifat-sifat alamiahnya agar dapat digunakan dan di munculkan di saat yang tepat. Bukan sekedar mengikuti hawa nafsunya atau kata hatinya.  Tapi juga di batasi oleh kepentingan bersama dalam menciptakan keharmonisan hidup.  Dalam tahap ini manusia mulai membuat norma-norma, adat istiadat dan peraturan-peraturan yang muncul dari pola pikir manusia yang berakal.

Yang ketiga adalah Manusia yang beriman, nah ini yang agak berat.  Karena munculnya agama sebagai petunjuk bagi manusia untuk memberikan batas-batas norma dan hukum yang langsung di berikan oleh sang Pencipta melalui utusannya.  Agama di turunkan di tengah manusia untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia dan memiliki tujuan yang lebih luas dalam hidupnya.  Karena seringkali akal pikiran menjerumuskan kita dalam keinginan-keinginan dunia yang di dorong oleh sifat-sifat alamiah manusia itu sendiri.

Pada dasarnya setiap agama mengajarkan manusia untuk berbuat baik, meningkatkan akhlak dan menjaga perilaku penganutnya dari perbuatan yang dapat merugikan orang lain.  Pada tahapan manusia beriman ini manusia sudah dapat mengontrol atau mengendalikan nafsunya agar dapat di gunakan untuk kebaikan.  Tujuan hidup mereka bukan lagi pada mendapatkan kejayaan di dunia atau penghormatan dunia, tapi lebih pada untuk mendapatkan keridhaan sang Khalik.

No comments:

Post a Comment